Tuesday, June 23, 2009

Trowek

Diceritakan oleh : H.Harisoedin A.M

Kalau anda pergi ke Tasikmalaya lewat malangbong pasti Anda akan melewati kampong Trowek yang berada di setengah Tanjakan Gentong menuju kota kecamatan Ciawi Tasikmalaya. Kampung ini kecil.Tidak jauh dari sini arah ke perbukitan terdapat halte kecil Kereta Api.Dulu kabarnya halte ini selalu disinggahi kereta api lambat, baik yang menuju Tasikmalaya dari Bandung begitu juga sebaliknya. Kini bangunan halte tidak terawat lagi ini di lewati begitu saja.

Disekitar halte Trowek inilah sekitar tahun lima puluhan kecelakaan kereta api yang menelan ratusan korban jiwa. Kereta api yang naas ini terguling yang menyebabkan beberapa gerbong yang penuh penumpang meluncur ke jurang sedalam seratus meter lebih. Jerit, pekik dan tangis histeris para penumpang yang mengalami kecelakaan ini terdengar ke kampung Trowek. Seluruh kampung gempar. Seisi kampung berlarian mendaki bukit untuk melihat dari dekat apa yang terjadi.

Jerit histeris ini diawali dengan suara gemuruh bagai gunung runtuh dan petir yang menyambar. Apa yang disaksikan oleh penduduk kampung kecil ini ? Mereka terpana, tidak yakin terhadap apa yang mereka lihat dengan mata kepala mereka sendiri. Mereka terpaku tidak berbuat apa-apa menyaksikan ada tiga gerbong KA yang sudah hancur berantakan. Barulah mereka bertindak setelah sadar akan apa yang telah terjadi. Mayat bergelimpangan. Kenapa ini terjadi? Diantara mereka ada yang kembali ke kampung dan melaporkan hal itu langsung ke kota kecamatan dan stasion KA Ciawi. Ternyata peristiwa kecelakaan itu belum diterima oleh Kepala stasion Ciawi. Baru setelah itu diketahui oleh Stasion Tasikmalaya yang menyampaikan laporannya ke Bandung.

Agak lambat memang tibanya pertolongan. Tapi masyarakat setempat telah berinisiatif untuk membawa mereka yang masih hidup ke Ciawi untuk kemudian diteruskan ke Rumah Sakit Tasikmalaya .Pihak PJKA waktu itu mencatat peristiwa itu merupakan peristiwa kecelakaan terbesar yang dialami oleh PJKA bahkan sampai hari ini.Hampir dua minggu lamanya PJKA baru dapat merehabilitasi perjalanan Kereta Api lintas selatan dari Surabaya, Yogyakarta ke Bandung.

Pada hari dibukanya kembali trayek yang melalui Trowek ini PJKA menyelenggarakan hajatan syukuran dan mengundang seluruh penduduk kampung Trowek dan sekitarnya.Syukuran ini kabarnya diadakan untuk menjauhkan PJKA dari kecelakaan seperti ini dan terutama meminta kepada Tuhan agar Trowek aman dan dapat kembali dilalui Kereta Api.

Pada upacara itu pula pimpinan PJKA waktu itu mengatakan dihadapan masyarakat yang memenuhi bekas terjadinya tragedy kecelakaan KA bermaksud untuk mendirikan Tugu peringatan di tempat itu ,untuk mengenang mereka yang jadi korban, serta kepahlawanan dan jasa-jasa yang tidak ternilai dari masyarakat Kampung Trowek dalam memberikan bantuian tanpa pamrih.dijanjikan pula PJKA akan membangun kembali halte Trowek walau tidak akan difungsikan sepenuhnya. Setiap rangkaian Kereta Api tanpa membedakan kelas akan berhenti selama 5 detik sambil membunyikan sirine KA.

Ketika dibukanya kembali jalur Trowek ini, penulis bersama-sama rekan wartawan Pikiran Rakyat Parman Djajadiredja (alm) dan Buloh Iskandar dari Sipatahunan berkesempatan ikut dengan KA istimewa dari Stasion Tasikmalaya ke Trowek. Kami sama-sama mencatat apa yang diucapkan pimpinan PJKA yang kami anggap sebagai janji terhadap penduduk setempat dan ratusan jiwa yang jadi korban.

Tidak jelas apakah janji-janji itu dipenuhi oleh PJKA atau tidak. Tapi dari apa yang dapat kita tangkap dalam pebicaraan-pembicaraan sambil laludi warung nasi yang terletak dipinggir jalan raya tepat tikungan Trowek, ada kesan janji-janji itu hanya tnggal janji. Penduduk setempat juga tidaklah berniat untuk menagih janji itu.

No comments: